Jumat, 08 Maret 2013

Sejarah Matematika



Matematika Prasejarah


Asal mula pemikiran matematika terletak di dalam konsep bilangan, besaran, dan bangun. Pengkajian modern terhadap fosil binatang menunjukkan bahwa konsep ini tidak berlaku unik bagi manusia. Konsep ini mungkin juga menjadi bagian sehari-hari di dalam kawanan pemburu. Bahwa konsep bilangan berkembang tahap demi tahap seiring waktu adalah bukti di beberapa bahasa zaman kini mengawetkan perbedaan antara "satu", "dua", dan "banyak", tetapi bilangan yang lebih dari dua tidaklah demikian.





Tulang Lebombo


Benda matematika tertua yang sudah diketahui adalah tulang Lebombo, ditemukan di pegunungan Lebombo di Swaziland dan mungkin berasal dari tahun 35000 SM. Tulang ini berisi 29 torehan yang berbeda yang sengaja digoreskan pada tulang fibula baboon. Terdapat bukti bahwa kaum perempuan biasa menghitung untuk mengingat siklus haid mereka; 28 sampai 30 goresan pada tulang atau batu, diikuti dengan tanda yang berbeda. Juga artefak prasejarah ditemukan di Afrika dan Perancis, dari tahun 35.000 SM dan berumur 20.000 tahun, menunjukkan upaya dini untuk menghitung waktu.


Tulang Ishango, ditemukan di dekat batang air Sungai Nil (timur laut Kongo), berisi sederetan tanda lidi yang digoreskan di tiga lajur memanjang pada tulang itu. Tafsiran umum adalah bahwa tulang Ishango menunjukkan peragaan terkuno yang sudah diketahui tentang barisan bilangan prima atau kalender lunar enam bulan. Periode Predinastik Mesir dari milenium ke-5 SM, secara grafis menampilkan rancangan-rancangan geometris.






Bendera Yunani


Yunani merupakan negeri dirumuskannya cikal bakal matematika yang akan dipelajari, Matematika pada masa yunani kuno diyakini dimulai pada gagasan Thales dari Miletus.





Thales Dari Miletus


Thales menggagas suatu pemikiran pemikiran yang lebih berbobot daripada matematika yang dikembangkan oleh kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua naskah matematika pra-Yunani yang masih terpelihara menunjukkan penggunaan penalaran induktif, yakni pengamatan yang berulang-ulang yang digunakan untuk mendirikan aturan praktis. Sebaliknya, matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif. Bangsa Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan aksioma, dan menggunakan kekakuan matematika untuk membuktikannya.


Thales menggunakan geometri untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan ketinggian piramida dan jarak perahu dari garis pantai. Dia dihargai sebagai orang pertama yang menggunakan penalaran deduktif untuk diterapkan pada geometri, dengan menurunkan empat akibat wajar dari teorema Thales. Hasilnya, dia dianggap sebagai matematikawan sejati pertama dan pribadi pertama yang menghasilkan temuan matematika. Hasil pemikiran Thales diteruskan oleh Phytagoras, Euklides, Archimedes dan matematikawan lainnya. Namun diantara mereka yang menurut ane paling menonjol adalah Phytagoras.


Phytagoras selain sebagai matematikawan juga dikenal sebagai natural filosofis yang ditandai dengan berdirinya orde phytagorean.


Kaum phytagorean (Pemeluk paham filosofi phytagoras) sangat berjasa dalam meneruskan pemikiran-pemikiran Phytagoras. Semboyan mereka yang terkenal adalah “authos epha, ipse dixit” (dia sendiri yang telah mengatakan demikian).2 Kaum ini diorganisir menurut aturan-aturan hidup bersama, dan setiap orang wajib menaatinya. Mereka menganggap

filsafat dan ilmu pengetahuan sebagai jalan hidup, sarana supaya setiap orang menjadi tahir, sehingga luput dari perpindahan jiwa terus-menerus.

Diantara pengikut-pengikut Phytagoras di kemudian hari berkembang dua aliran. Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa yang telah didengar; peraturan): mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara seksama. Yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan): mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti. mathematikoi inilah yang menjadi asal muasal istilah matematika yaitu berasal dari kata Mathesis artinya ilmu pengetahuan, dan ikos yang berarti ilmu, jadi matematika itu berarti ilmu dari segala ilmu pengetahuan. Dari hal inilah Phytagoras disebut-sebut sebagai Bapak

Ilmu Matematika.


Matematika Modern





Sejarah Matematika modern dimulai sekitar abad ke 16, dimana Sir Issac Newton Menjabarkan Teorema Kalkulus Modern. Teorema ini terdiri dari Kalkulus differensial dan integral yang dikembangkan dari teorema kalkulus yunani kuno yang dipopulerkan oleh Archimedes.


Dari teori newton inilah berkembang pula teorema matematika yang jauh melampaui matematika realistik kuno. Matematika pun berkembang dengan pesat sampai dengan teorema imajiner yang sangat kompleks.Matematika modern pun juga mengilhami adanya perubahan besar-besaran dari ilmu alam.


Implementasi matematika yang sangat luas dalam kehidupan membuat ilmu matematika berkembang dengan relatif cepat. Hampir dari semua aspek teknologi pasti didasari dengan teorema matematika.






(sumber: http://www.kaskus.co.id/post/512f0a722675b4c05b000008#post512f0a722675b4c05b000008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar